Minggu, 03 Desember 2017

BOLEH NGGAK NGERUBAH DIALOG DI SKENARIO?

Pertanyaan yang sering di dengar dari para pemain adalah "Saya harus ikuti dialog di skenario, atau boleh saya rubah-rubah?" Biasanya untuk menjawab pertanyaan ini saya mencoba diplomatis dan mencari kalimat yang sederhana dan singkat supaya si pemain mengerti, atau setidaknya tidak bertanya lagi. Tapi pada beberapa pemain yang kelihatannya antusial betul untuk tahu, maka yang terjadi kemudian adalah diskusi seniperan. 'apakah aktor boleh mengembangkan dialog dan bisnis aktingnya di luar apa yang tertulis di dalam skenario?' Jawaban yang benar untuk pertanyaan ini seharusnya adalah 'boleh'. Tapi ini bukan soal boleh dan tidak boleh dalam kasus anak kecil minta ijin boleh main atau harus belajar di kamarnya. Persetujuan sutradara harus disertai penjelasan yang benar dan 'kalau boleh' lebih scientific. Aktor boleh dan bahkan harus mengembangkan karakter yang dimainkannya, dalam hal ini termasuk dialog dan bisnis aktingnya. Karena itulah salah satu tugas aktor. Tapi mengembangkan, merubah, menghilangkan sebuah dialog atau laku dalam skenario tidaklah sederhana. Untuk melakukan itu ada hal-hal yang terlebih dahulu dikerjakan oleh aktor. Apakah dia telah membaca, memahami dan meyakini cerita dalam skenario, berhubungan dengan perannya. Apakah aktor sudah membaca dengan benar? Apakah aktor sudah menggali berbagai fakta dan mendapatkan referensi yang tepat untuk karakter yang akan dimainkannya? Kenapa dialog atau laku harus dirubah? Apa keuntungan dan kerugiannya? Apa pendapat dan konsep sutradara sejalan dengan perubahan yang ditawarkan? Membahas soal ini bisa menjadi percakapan yang panjang. Tapi setidaknya yang ingin saya sampaikan adalah betapa tidak sederhananya sebuah dialog atau laku dalam skenario dirubah, bukan hanya oleh aktornya, bahkan sutradara. -semoga bermanfaat.

"dikutip dari FB Joko Nugroho"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar